
Memperingati Hari Kopi Dunia yang jatuh pada 1 Oktober kemarin, ratusan pelaku dan pecinta kopi Temanggung menggelar acara Ngopi Bareng Gratis di kawasan jembatan Sigandul, Desa Tlahab, Kecamatan Kledung, Minggu (1/10). Seperti apa?
WONG AHSAN FAUZI
KEGIATAN Ngopi Bareng, tak hanya diikuti warga Temanggung saja. Banyak juga warga yang datang dari luar daerah. Koordinator acara, Tuhar menuturkan, Ngopi Bareng diprakarsai masyarakat perlindungan indikasi geografis (MPIG) kopi Java Sindoro-Sumbing. “Dengan even ini, kami berharap, ke depan kopi Arabika Sindoro-Sumbing semakin dikenal masyarakat luas. Bisa go national dan internasional.”
Tuhar menyampaikan, prospek tanaman kopi Arabika di lereng Sindoro dan Sumbing sangat bagus. Karena tanaman kopi hidup di ketinggian 1.500-1.800 meter dia atas permukaan laut.
Dikatakan, luas tanaman kopi di Desa Tlahab, Kecamatan Kledung, yang sudah berproduksi ada 158 hektare. Sedangkan yang belum berproduksi sekitar 100 hektare.
Masih menurut Tuhar, tanaman kopi di wilayah Tlahab tidak monokultur. Sebab, berdampingan dengan tanaman tembakau. Satu hektare hanya ada sekitar 800 hingga 1.000 tanaman kopi Arabika.
“Tanaman kopi yang berdampingan dengan tanaman tembakau, membuat kopi yang dihasilkan beraroma tembakau. Ini yang tidak dimiliki daerah lain.”
Arif Rahman, pengunjung asal Magelang mengatakan, dalam perjalanan ke Wonosobo, ia melihat ramai-ramai di jembatan Sigandul.
Karena itu, ia menyempatkan mampir. “Ngopi (menikmati kopi) di kawasan Jembatan Sigandul sangat menarik, udaranya sejuk dan dapat menikmati pemandangan dua puncak gunung: Sindoro dan Sumbing,” akunya. (*/isk)